Selasa, 06 Oktober 2015

Materi Perkuliahan Ekonomi Mikro Kelompok 1





Pengertian Biaya Oportunitas 

Seiring perkembangan zaman, pertumbuhan negara-negara di Dunia semakin jauh meninggalkan era sebelumnya. Pertumbuhan yang semakin pesat, perbedaan kebutuhan dan adanya timbal balik yang berbentuk simbiosis mutualisme antar negara-negara di Dunia menyebabkan timbulnya banyak opsi yang harus dipilih oleh negara-negara tersebut.
Pilihan-pilihan itu muncul ketika dihadapkan pada tatanan nilai baru dan dipaksa menghasilkan trobosan-trobosan baru dalam berbagai bidang, misalkan dalam hal produksi. Negara Indonesia kurang mampu menghasilkan mobil, motor yang mamapu bersaing dengan kendaraan buatan jepang, yang lebih murah dan awet. Situasi ini akan memaksa indonesia untuk mendatangkan motor-motor buatan jepang dan negara-negara lainya, sebgaia gantinya Indonesia mensuplai TKI ke jepang dan negara lainya. Kecendrungan inilah yang disebut dengan biaya oportunitas.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap masyarakat dapat berbeda dalam hal siapa yang menentukan pilihan dan bagaimana pilihan tersebut ditentukan. Hal ini akan bergantung pada sistem perekonomian yang dianut oleh suatu masyarakat. Walaupun demikian, kebutuhan untuk memilih berlaku umum untuk semua masyarakat. Jika kelangkaan mengharuskan adanya kebutuhan memilih, pilihan secara tidak langsung menandakan adanya biaya. Artinya, keputusan untuk memproduksi sesuatu lebih banyak memerlukan keputusan untuk memproduksi sesuatu yang lain lebih sedikit. Lebih sedikitnya memproduksi sesuatu yang lain dianggap sebagai biaya memproduksi sesuatu lebih banyak. Dengan demikian, muncullah apa yang dinamakan biaya oportunitas.
Dengan adanya perbedaan kebutuhan antar negara akan menimbulkan sebuah kerjasama dalam bidang-bidang tertentu yang sesuai dengan backgraund masing-masing negara tersebut. Misalkan amerika serikat yang memiliki kecendrungan menguasai dalam bidang militer, maka dengan sendirinya negara-negara yang memiliki kebutuhan akan pesawat perang, senjata-senjata berat lainya akan menjalin sebuah pertukaran dan pada akhirnya menimbulkan apa yang dinamakan dengan biaya oprtunitas juga. Dalam wacana ini dapat disimpulkan bahwa biaya oportunitas akan muncul apabila dihadapkan dengan pilihan, jika membeli pralatan perang maka hilanglah kesempatan untuk membeli pesawat perang dan sebaliknya.

Kesimpulan :
Dengan adanya problematika biaya oportunitas yang harus dilakoni oleh semua negara, maka akan menimbulkan sebuah ketergantungan dan keterkaitan. Dengan berdasarkan hal inilah maka perdagangan antar negara wajib dilakukan.


Harga

A. Definisi / Pengertian Harga (Price)

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

B. Tujuan Penetapan Harga

1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.

3. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.

4. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

5. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
C. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain



Pengertian Permintaan, Penawaran, Hukum Permintaan dan Penawaran Dan Harga Keseimbangan

Di setiap transaksi perdagangan dalam ekonomi pasti terdapat suatu permintaan (demand), penawaran (supply), harga dan kuantitas  akan suatu barang atau jasa yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).
Berikut sedikit penjelasan tentang permintaan, penawaran, hukum permintaan dan penawaran, faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran serta tentanh harga keseimbangan.
Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)
Permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu barang.
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu
Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
Hukum Permintaan dan Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
Hukum permintaan 
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).
Hukum penawaran
Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
Faktor – faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
Tingkat permintaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang selalu mengikutinya, antara lain adalah : perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap, pendapatan/penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.
Sedangkan pada tingkat penawaran akan dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi yang digunakan, tujuan dari suatu Perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap dan prediksi/perkiraan harga di masa depan.
Penentuan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan penawarannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Matematik 

Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
CONTOH :
Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq
Persamaan penawaran  : Qs = -100 + 0,001 Pq
Syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau Qd = Qs.
1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 Pq
1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq
1.600 = 0,002 Pq
Pq = 800.000 ( harga keseimbangan / harga pasar).





Pergeseran Kurva Penawaran

Selain pergerakan, kurva penawaran juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang ditawarkan produsen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut.

Berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah harga input, teknologi, harapan (ekspektasi), dan jumlah penjual.

Contoh:

Teknologi
Adanya teknologi dapat meningkatkan produktivitas produsen, sehingga dengan jumlah faktor produksi tetap, produsen dapat memproduksi lebih banyak barang dibanding sebelum menggunakan teknologi.

Akibatnya, jumlah barang yang ditawarkan meningkat dan menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kanan.


Pergeseran Kurva Penawaran ke Kanan dan ke Kiri

Kesimpulan:


1.    Pergeseran kurva penawaran disebabkan oleh berbagai faktor selain harga produk tersebut.




PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI PADA
KESEIMBANGAN PASAR

Adanya  pajak yang dikenakan pemerintah  atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula.

Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Keseimbangan Sebelum Pajak (tax)
        Pd = Ps
Keseimbangan Setelah Pajak (tax)
       Pd = Ps + tax 




Contoh:

Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh

 P=15 - Q dan fungsi penawaran P= 0,5Q + 3.
Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak sebesar  3 SMU per unit.
a.Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak ?
b.Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh konsumen ?
c.Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh produsen ?
d.Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah ?

Penyelesaian

A. Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:

Pd = Ps
15 – Q = 0,5Q + 3
Q = 8
P = 7
ME = ( 8, 7 ) 


Keseimbangan pasar setelah pajak :
Fungsi penawaran setelah pajak: P = 0,5Q + 3 + 3
                                                          P = 0,5Q + 6

Keseimbangan pasar setelah pajak :
15 – Q = 0,5Q + 6
15 – 6 = 0,5Q + Q
Q = 6
P = 9
ME t = ( 6, 9 ) 

B. Besar pajak per unit yang ditanggung konsumen,
   Sebesar selisih harga keseimbangan setelah pajak dengan harga keseimbangan sebelum pajak yaitu:    9 -  7 = 2 per unit.

C. Besar pajak per unit yang ditanggung produsen,  sebesar selisih tarif pajak per unit yang dikenakan dengan besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, yaitu: 3 - 2 = 1 per unit.

D. Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah perkalian tarif pajak per unit dengan jumlah keseimbangan setelah pajak, yaitu: 3 x 6 = 18.

ME t = ( 6, 9 )


Grafik keseimbangan pasar setelah kena pajak ini ditunjukkan oleh Gambar :



PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR


vPajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; tidak seperti pajak spesifik.
§Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ   (atau Q = -a/b + 1/b P);
§Dikenakan pajak proporsional sebesar t% dari harga jual;
§Persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
  P = a + bQ + tP  t : pajak proporsional dalam %
         P – tP = a + bQ
        (l – t)P = a + bQ

vContoh
Diketahui : permintaan; P = 12 – Q
             penawaran; P = 2 + 0,25 Q  t = 20%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak…?
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 4 dan Qe = 8 ,
Sesudah pajak, fungsi permintaan tetap P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Fungsi penawaran sesudah pajak (t = 20% ):
   P = 2 + 0,25 Q + 0,20 P
   0,8P = 2 + 0,25 Q 
Keseimbangan Pasar :     Pd = Ps
 
Keseimbangan sesudah pajak: Q’e = 7,24  dan  P’e = 12-7,24  = 4,76
Pajak diterima pemerintah dari setiap unit barang :
T=t  P’e  =  0,20  ´  7,24  =  1,45



§Pajak ditanggung konsumen: tkP’ePe  =  4,76 – 4  = 0,76 / barang
§Total pajak  t= 20%(P’e) =0,2*4,76 = 0,95 /unit barang
¡Pajak ditanggung produsen :  tp =  t – tk  =  0,95 – 0,76  =0,19
¡Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T=t  ´  P’e  =  0,20  ´  4,76´ 7,24  = 6,89



PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas penjualan suatu barang akan menyebabkan produsen menurunkan harga jual barang tersebut sebesar subsidi per unit (s), sehingga fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi penawaran setelah subsidi menjadi:
Ps = f(Q) – s
Qs = f( P + s )


Keseimbangan Sebelum Subsidi (tr)


        Pd = Ps
Keseimbangan Setelah Subsidi (tr)
       Pd = Ps - tr



Contoh :

Diberikan fungsi permintaan dan fungsi penawaran :

                            Qd = 11 – P  dan  Qs = - 4 + 2P

Kepada produsen , pemerintah memberikan subsidi (transfer) 
sebesar tr = Rp1/unit barang

a. Carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar  sebelum 
    dan sesudah ada subsidi
b. Gambarkan perubahan akibat subsidi tersebut
c. Berapa tarif subsidi yang dinikmati konsumen
d. Berapa tarif subsidi yang dinikmati produsen
e. Berapa total subsidi yang ditanggung pemerintah
f. Berapa total subsidi yang dinikmati konsumen
   Berapa  total subsidi yang dinikmati produsen
d. Berapa  total subsidi yang dinikmati produsen


solusi :

a.   Market equilibrium sebelum subsidi
  11 – P = -4 + 2P
      P = 5, Q = 6
b.   Market equilibrium setelah subsidi
  11 - Qd = 2 + 1/2Qs - 1
     Qtr = 6,67,  Ptr = 4,33

c.Tarif subsidi yang dinikmati konsumen :
trk  = ∆P  = (5– 4,33)
                     = Rp0,67
d. Tarif subsidi yang dinikmati produsen
     trpTr - trk
       = Rp1-Rp0,67=Rp0,33
e. Total subsidi yang ditanggung pemerintah:
    Tpe = Tr x Qtr = 1x6,67
                            = 6,67
 f. Total subsidi yang dinikmati konsumen                 
    Trk =  ∆P  x  Qtr
       = Rp0,67 x 6,67 = Rp4,47